BERBAGI INSPIRATIF DALAM MENAKLUKKAN TANTANGAN MENULIS

Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE


Gelombang 17 Pertemuan Ke-21

Jum'at, 19 Februari 2021 Pelatihan Belajar Menulis malam ini memasuki pertemuan ke21.Yang akan menjadi narasumber adalah Ibu Musiin, M.Pd dengan didampingi moderator Ibu Sri ' Bunda Kanjeng' Sugiastuti. Sebelumnya perlu di sampaikan bahwa narasumber yang alumni belajar menulis gelombang 8 juga telah berhasil menerbitkan bukunya di Penerbit Mayor. Dan pada pelatihan kali ini akan berbagi kisah inspiratifnya kepada semua peserta pelatihan melalui WAG.

Berikut sekilas tentang curiculum Vitae narasumber. Nama Musiin, M.Pd. Lahir di kota Kediri. Memiliki nama panggilan Bu Iin. Memiiki hobi membaca buku, menulis, travelling dan memasak. Pendidikan terakhir di tempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Tahun 2006-2009. Beberapa karya narsumber antara lain sbb :
1.  Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis Dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z
2. Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi ( Karya bersama Prof. Eko )
3. Selaksa Hikmah & Tarokan ( Karya bersama siswa-siswa )
4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi kisah guru lejitkan potensi siswa )
5. Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji 
6. Modul pembelajaran Bahasa Inggris untuk kelas IX

Buku karya yang dihasilkan dari tantangan menulis  bersama Prof. Eko telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya narasumber berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.


Buku menulis dalam waktu 7 hari

TOKO BUKU GRAMEDIA
Foto buku diatas adalah karyanya yang dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline, sebagai gambaran untuk memicu semangat untuk menaklukkan tantangan menulis dari Prof Eko.

Prof. Eko saya ibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.
Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula. Judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, bergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita yang tidak meninggalkan jejak keabadian. Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan narasumber ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa Bu Iin ingin menjadi penulis.

Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. 

Pikiran menjadi penulis mengantarkan narasumber mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
    Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
3..Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).

Pola yang dipakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan buku terdiri dari 4 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama  Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020
Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. 

Referensi terdiri dari :
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be
Pak Yulius adalah penulis hebat alumni gelombang 8 yang juga berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko.
Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anotomi buku nonfiksi
Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis 
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

Hambatan terakhir yakni hambatan psikologis adalah yang sangat berat. Ini berkaitan dengan deadline yang diberikan. Justru deadline ini yang menjadi trigger untuk segera menyelesaikan tulisan.
Bagaimana cara mengatasinya?
 1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan Bu Iin mempunyai hobi memasak)

SESI TANYA JAWAB

Hambatan-hambatan dalam menulis disebutkan ada beberapa hal antara lain 
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Hambatan mana yang paling berat, dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut agar tulisan kita dapat berhasil diselesaikan.

Hambatan psikologis, ada target yang harus kita capai. Ibarat pelari, garis finish sudah di depan mata dan sorak sorai penonton bergemuruh. Bagi saya hal yang paling sulit adalah mengalahkan rasa takut yang muncul dari diri kita.
Cara mengatasinya dengan mengembalikan ke tujuan awal, tetap fokus pada tujuan dan membayangkan buku kita selesai dan terpajang di toko buku.

Bagaimana cara menyunting naskah. Adakah trik khusus.
Menyunting naskah berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, pilihan kata, data dan fakta, legalitas dan norma. 
Untuk ejaan, tata bahasa dan diksi saya menggunakan PUEBI dan KBBI, sedangkan untuk data dan fakta kita memeriksa data dan fakta yang kita tuliskan dengan memeriksa dari berbagai sumber. Tujuan dari menyunting adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan mekanis dan substantif. Untuk lebih meyakinkan, kita bisa menggunakan jasa editor untuk menyunting.

Dalam mengikuti tantangan Prof. Eko, apakah harus menyertakan ilustrasi gambar. Jika iya, bolehkah kita mengambil gambar hasil karya orang lain. Apakah tidak melanggar hak cipta.
Sebenarnya tidak ada keharusan untuk menyertakan gambar, itu semua tergantung kebutuhan penulis untuk memperjelas ide yang ingin kita tuliskan. Jika kita harus menyertakan gambar, supaya tidak melanggar hak cipta , kita cantumkan sumber gambar tersebut.

Gambar 1. Penetrasi Pengguna Internet berdasarkan Umur di Indonesia Tahun 2018. (Sumber data: APJII, 2018). Saya menggunakan infografis untuk memperjelas ide, dan gambar ini saya ambil dari APJII 2018.

Apa perbedaan judul buku dan artikel yang akan kita. Apakah ada ketentuan kalau judul buku seperti ini dan judul artikel harus begini. 

Artikel terdiri dari 2 yakni artikel populer dan artikel ilmiah. artikel populer diterbitkan di media massa, sedangkan artikel ilmiah diterbitkan di jurnal ilmiah. Judul itu harus mencerminkan ide utama atau memberi informasi kepada pembaca tentang konsep yang akan dibahas.

Apa perbedaannya dalam menulis buku antara penulisan judul dengan artikel.
Judul artikel populer biasanya lebih provokatif dan menimbulkan rasa ingin tahu pembaca. Beberapa buku juga menggunakan judul yang provokatif. Buku yang ditulis Ira Latief adalah Normal Is Boring. Buku ini diterbitkan di Gramedia dan menjadi buku best seller.

Dalam Anatomi buku ada Halaman glosarium. Bagaimana cara menentukan gambaran glosarium tersebut.

Glosarium adalah daftar kata atau istilah (yang ada di buku yang kita tulis) yang disusun secara alfabetis dan dilengkapi dengan penjelasan tentang kata/istilah tersebut.

Dalam memilih tema sempit/spesifik sering kesulitan mengembangkan tulisan. Bagaimana cara agar tulisan dengan tema sempit dapat menjadi buku. Kebetulan tema yang akan dijadikan tulisan adalah Bagaimana cara membuat Tujuan pembelajaran yang realistis.

Tema yang pilih adalah pendidikan. Dari tema ini akan berkembang menjadi ide. Bisa mengembangkan ide tentang pembelajaran dari berbagai sudut pandang, misalnya dari pendidikan abad 21,   pendidikan karakter. Tujuan pembelajaran untuk era digital sangat luas.

Tentang buku yang dicetak di Penerbit Andi. Berapa eksemplar buku  yang dicetak untuk setiap judul yang lolos tantangan hingga menjadi buku. Apakah penulis bisa ikut menjual. Bagaimana prosedurnya.

Menurut informasi ada 300 buku bunda, kita sebagai penulis mendapat 5 gratis dari penerbit. Untuk penulis bisa ikut menjual, dengan diskon yang lebih besar jika yang memesan penulis sendiri. Dan dipasarkan di seluruh toko Gramedia di seluruh Indonesia.

Bagaimana teknis parafrase agar terhindar dr plagiarisme. Referensi menggunakan google scholar kemudian di terjemahkan ke google translate apakah masuk kategori plagiat.

Teknik parafrase agar terhindar dari plagiarisme adalah dengan membaca sumber aslinya dan memahami dengan benar. Bisa menuliskan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri. Ini berarti harus memperbanyak kosa kata dan pengetahuan. Dan jangan lupa tetap mencantumkan sumbernya. Referensi dari Google Scholar yang diterjemahkan tetap harus mencantumkan sumbernya.

Clossing Steatment
Keajaiban akan datang karena kita menulis setiap hari.Kesempatan menulis dengan Prof Eko tidak akan datang 2 kali. Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. TAKE IT OR LEAVE IT.





Banda Aceh, 19 Februari 2021
Belajar Menulis Gelombang 17.Pertemuan Ke-21.

"Semangat Terus Menulis Tiada Henti"
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti. SE

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR MELALUI MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI IIS SAFURAOH )

WUJUD DISIPLIN MENULIS BERBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI TINI SUMARTINI )

APLIKASI WRITER PLUS MEMUDAHKAN MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI SRI MELNI )