MENUJU KEABADIAN HANYA DENGAN SEBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI NANI KUSMIYATI )

 Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE

Gelombang 17 Pertemuan Ke-27

Jum'at, 5 Maret 2021 merupakan pertemuan ke-27 pagi peserta menulis gelombang ke 17. Sebuah malam yang sangat spesialdengan menghadirkan narasumber yang memiliki latar belakang sebagai TNI AL yang juga alumni peserta belajar menulis gelombang ke-8.

Malam ini beliau akan berbagi ilmu dan pengalamannya kepada kita semua dan kuliah malam ini akan dipimpin oleh ibu Aam Nurhasanah .

Mengawali kuliah malam ini, Ibu Aam memeperkenalkan narasumber kita Ibu Mayor Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M.CTMP melalui Curiculum Vitae yang dapat diakses  pada website https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/03/03/curriculum-vitae-nani-kusmiyati/

Mengawali paparannya narasumber menyampaikan akan berbagi pengalaman dan sharing ilmu tentang literasi. Dengan mengambil Topik "Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

Menulis adalah kegiatan yang dapat dilakukan siapa saja. Mengapa kita harus menulis? setiap orang memiliki alasan untuk menulis. Biasanya kita menulis karena kita ingin menumpahkan rasa kesedihan, kegembiraan, marah. Kita menulis untuk mengungkapkan ide kita ke orang lain atau publik atau untuk meyakinkan orang tentang visi dan misi kita.

Kegiatan menulis menjadi menarik tatkala kita telah menemui 'celahnya'. Hal ini bisa didapatkan ketika kita sering menulis. Seperti dikatakan oleh Om Jay dan beberapa nara sumber sebelumnya, “Menulislah setiap hari dan buktikan hasilnya”.

Celah yang dimaksud yaitu kita bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan kita ketika membaca lagi tulisan yang pernah kita buat. Apakah bahasa yang kita gunakan sudah tepat atau belum? Apakah tulisan kita sudah mengalir (dengan menggunakan kata penghubung yang benar)? Sebelum kita publish tulisan itu sebaiknya diendapkan terlebih dahulu dan dibaca, maka kita akan menemukan kata-kata yang kurang pas dan kesalahan ejaan.

Narasumber sendiri banyak belajar dari para narasumber sebelumnya juga dari group literasi yang mengadakan nulis bareng dan membuat buku antologi dengan berbagai topik.Mereka yang banyak memberikan ilmu, ide dan motivasi di dalam menulis.Sebagai penulis pemula saya baru dapat menulis 28 buku Antologi.

“Menulis adalah bekerja untuk keabadian” maka dengan menulis banyak sekali manfaat yang dapat kita petik untuk diri kita pribadi maupun orang lain. Untuk pribadi, kita dapat memperluas pengetahuan apa saja. Dengan menulis otak kita akan terus terasah walaupun kita bertambah usia sehingga kita tidak mudah lupa.

Menulis adalah sarana edukasi bagi diri pribadi dan orang lain. Kita dapat membagikan ilmu yang kita miliki melalui menulis. Jika kita seorang guru, kita menuliskan bahan ajaran untuk siswa kita di blog atau menjadikan sebuah buku maka murid-murid kita akan membacanya dan menyerap ilmu tersebut dan berguna untuk masa depannya. Walau kita telah tiada buku-buku kita masih ada, buah pikiran atau ilmu yang kita tuangkan ke dalam buku masih dapat dinikmati orang lain.

Inilah salah satu manfaat bahwa menulis itu bekerja untuk keabadian. Manfaat lain dari hasil tulisan yaitu sebagai perantara kebaikan. Ketika kita menulis hal-hal yang inspiratif yang dapat memotivasi orang lain, yang dapat menenangkan hati orang lain maka kita sudah berbagi kebaikan dengan orang lain.

Menulis mengabadikan cerita kehidupan kita atau perjalanan karir kita. Ketika saya tugas misi di Libanon seharusnya banyak yang bisa saya tulis. Namun saat itu saya hanya mengabadikan lewat foto-foto di tempat-tempat bersejarah. Foto-foto itupun jika hanya kita simpan di flash-disk bisa terkena virus. Beberapa foto yang sudah saya simpan di email masih bisa diselamatkan. Dari foto-foto itu yang mengingatkan saya untuk menuliskan kembali pengalaman-pengalaman selama misi. Sehingga anak cucu saya nanti dapat mengetahui sejarah saya, prestasi apa yang pernah saya dapatkan.

Beberapa yang artikel yang sudah saya tulis untuk mengabadikan pengalaman dan karir saya ada di link berikut: 

One Fine Day

https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/02/22/one-fine-day/  One Fine Day adalah judul film yang dibintangi Michelle Marie Pfeiffer dan George Timothy Clooney. Kali ini One Fine Day bercerita tentang kisahku ketika aku dan temanku dari India mengadakan inspeksi logistis atau disebut Strategic Reserve Inspestion ( SRI) di Sector East Military Police Unit ( SEMPU) Lebanon.


Pengalaman sedih ketika saya kehilangan separuh jiwa saya, saya juga tuliskan di blog

Menata Hati

 https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/02/10/menata-hati/ Setiap orang pasti mengalami peristiwa yang tidak terduga baik senang maupun sedih. Apalagi jika peristiwa itu adalah peristiwa sedih secara mendadak. Tidak dapat dipungkiri jika akhirnya kita tidak dapat berpikir sama sekali......... Karena saya ingin mengabadikan kisah hidup saya!" 

SESI TANYA JAWAB

Bagaimana merubah pemikiran teman, menebarkan virus literasi, ternyata agak sulit. Langkah apa yang harus dilakukan.

Kita tidak boleh patah semangat untuk terus mengajaknya namun jangan dipaksa. Kita bisa cerita karya-karya yang sudah pernah kita tulis. Ketika kita makan bersama kita bicara yang ringan-ringan pada saat itu kita bisa mulai mempengaruhinya misalnya: "Wah pembicaraan kita ini akan menjadi topik atau bahan tulisan saya." Adakalanya mereka curhat tentang keluarga atau pekerjaan. Semua it menjadi ide bagi saya untuk menulis. Sebelumnya saya ijin dulu karena akan menuliskan di blog namun dengan menyumirkan ceritanya jadi tidak persis.

Bagaimana cara mengatur waktu supaya kita tetap bisa kosisten menulis ditengah - tengah kesibukan kita.Padahal Bu Nani orangnya super sibuk sampai mendapat misi ke suatu negara?

Saya memanfaatkan waktu ketika waktu-waktu istirahat, ketika perjalanan ke kantor atau pulang. Pada saat di Lebanon saya belum menulis di blog namun hanya menulis di buku catatan yang sengaja saya bawa ketika saya merasa bosan. Saat itu hp blackberry yang saya punya. Di hp itulah saya ambil beberapa foto dan beberapa catatan yang saya kirimkan ke keluarga.

Bagaimana tips jitu, untuk mencapai keinginan menulis buku dan buku kita dapat dibaca orang banyak

Tulisan yang kita buat hingga menjadi buku harus sesuai target atau pasar kita. Jika pasar kita anak-anak, kita seharusnya bercerita sesuai minat anak-anak itu.  Bagi saya yang terpenting kita suka menulis tentang apa, dan sebaiknya ditujukan kepada siapa. Tidak usah memaksakan diri karena ingin banyak dibaca orang akhirnya kita tidak menikmati untuk menulis bahkan stuck atau mandek ide2 kita. Menulislah sesuai kata hati dan senyaman mungkin, baru kita menemukan pembacanya.

Bangga membaca prestasi ibu secara kedinasan maupun di luar dinas .Sudah pasti  kegiatan ibu  sangat padat dan seabrek namun masih sempat menulis. Mohon share tips ibu agar tetap semangat dalam menulis. 
Kebetulan Ayah saya juga TNI AD ibu. Saya sangat mengagumi ibu Persit karena ibu sy menjadi ibu Persit juga. Saya berusaha memilih dari zona aman karena lebih menantang, memiliki lingkungan yang berbeda. Banyak menimba ilmu dari kalangan diluar TNI.
Untuk menimbulkan semangat menulis berasal dari niat pribadi, karena pada saat sedih menulis sangat membantu melegakan hati,. demikian juga saat kita kesal. Namun saya tidak menulis hal2 yang berhubungan dengan kedinasan karena memang tidak boleh.

Tulisan yang mana kisahnya paling Bu Mayor senangi dan jadi unforgetable moment yang harus dituangkan di sebuah tulisan?  Bagaimana pengalaman mengatasi Kendala dalam lingkungan dan pekerjaan dalam menulis

Tulisan yang sangat berkesan ketika saya mengirimkan artikel untuk buku Antologi tentang Ayah. Disitu saya menulis dari sudut pandang putra saya ketika merawat ayahnya yang sedang sakit parah. Saya mengetik di rumah sakit, sambil menunggu suami saya atau Ayah putra saya tidur
Untuk mengatasi kendala dalam lingkungan pekerjaan,. saya memang harus memprioritaskan pekerjaan dulu jika lelah atau agak bosan dengan rutinitas sy segera menulis sesuatu yang saya suka atau sesuatu yang melegakan saya.

Clossing Statement
Sharing pengalaman untuk memotivasi " menulislah senyaman mungkin dan sesuai kata hati."



Banda Aceh, 7 Maret 2021
Belajar Menulis Gelombang 17. Pertemuan ke-27

" Semangat Terus Menulis Tiada Henti"
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti, SE

Komentar

  1. Wow, lengkap dengan tanya jawab. Thanks mba atas resumenya. Semoga Kita dapat saling berbagi ilmu y.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR MELALUI MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI IIS SAFURAOH )

WUJUD DISIPLIN MENULIS BERBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI TINI SUMARTINI )

APLIKASI WRITER PLUS MEMUDAHKAN MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI SRI MELNI )