WUJUD DISIPLIN MENULIS BERBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI TINI SUMARTINI )
Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE
![]() |
Gelombang 17 Pertemuan Ke-28 |
Dalam mengawali paparannya disampaikan bahwa dalam waktu 5 bulan beliau bisa mencapai ekspektasi menulis 4 judul buku solo dan 4 buku antologi. Kuncinya tiada lain adalah disiplin diri. Memang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dijalankan. Terlebih bila pekerjaan sesuai tupoksi sedang menumpuk. Sehingga badan lelah dan tak ada mood untuk menulis.
Namun dengan mengingatkan diri akan target yang harus diwujudkan. Sehingga selalu diingatkan. Kenapa mau bergabung di grup menulis kalau tidak menulis?
Lantas bagaimana upaya mendisiplinkan diri untuk konsisten menulis? Berkut ini tips yang narasumber jalankan:
1. Mulailah bergabung dengan WAG bloger. Selain di grup ini, mulailah mengikuti komunitas bloger. Tujuannya agar rutinitas menulis terjaga. Karena dalam suatu komunitas bloger pasti ada tantangan-tantangan menulis yang harus diikuti anggotanya. Selain itu kita bisa mendapatkan banyak ilmu tentang menulis dan juga tentang nge-blog. Sehingga kita bisa terus mengembangkan diri.
2. Luangkan waktu untuk menulis dan bukan hanya menulis di waktu luang. Kita disibukkan dengan tupoksi kita. Lalu kapan punya waktu untuk menulis bila menunggu waktu luang? Bisa jadi tidak menulis-menulis. Kalau soal pekerjaan, sebagai seorang kepala sekolah juga sangat sibuk dengan segudang pekerjaan.
Jangan mencari waktu luang, tetapi ciptakan waktu luang. Bisa sebelum tidur atau sesudah bangun di pagi hari. Ternyata gak sulit menginvestasikan sedikit waktu untuk impian kita.Narasumber menulis kadang 1 jam sebelum tidur, biasanya antara jam 10 sampai jam 11 malam. Atau 1 jam selepas shalat subuh. Yang penting paling tidak, 1 jam sehari saya harus menulis.
3.Tetapkan target. Target ini adalah trik paling jitu untuk membunuh rasa malas. Seperti disampaikan di atas, target narasumber harus menulis 2 buku. Ternyata di perjalanan target-target lain muncul. Misalnya mengikuti lomba menulis di blog menjadi buku dalam 28 hari.
Dalam prosesnya, ternyata tantangan yang datang dari luar lebih memacu diri untuk terus konsisten menulis. Namun karena target diri untuk kenaikan pangkat juga harus tercapai maka setiap hari lebih banyak lagi porsi waktu yang saya tambahkan.
4. Perbanyak membaca. Banyak manfaat didapat dari membaca.
a. Menambah pengetahuan untuk referensi, sebagai bahan untuk tulisan kita. b. Menambah kosa kata; secara tidak disadari, dengan banyak membaca, perbendaharaan kosa kata semakin bertambah. Sehingga kita bisa menentukan diksi yang lebih beragam ketika menulis.c. Memunculkan ide untuk menulis.
Sering saya mengalami istilah writer block. Kebuntuan akan ide apa untuk ditulis. Maklum masih pemula
Salah satunya dengan membaca dan membaca. Biasanya dari tulisan teman kita atau sumber lainnya akan saya dapatkan ide untuk menulis.
5. Seringlah melakukan blog walking.
Selain menambah wawasan pengetahuan dari postingan teman kita, Blog Walking bisa menjalin silaturahmi dengan sesama bloger. Kita tulis komentar untuk penulis tersebut untuk terus merasa dihargai sehingga mereka akan terus berkarya. Karena kita juga penulis, suatu saat kita pun akan mengalami rasa senang ketika ada orang lain yang mengapresiasi karya kita. Rasa senang itulah yang akan memotivasi kita, sehingga kita semangat untuk menulis dan menulis.
SESI TANYA JAWAB
Bagaimana ibu "memecut" diri sendiri ketika mood menulis sudah hilang. Ketika lelah, jenuh dan penat benar-benar sudah menyerang.
Ketika mumet, ketika suntuk dan lelah, selalu mengingatkan diri akan target yang harus dicapai. Jadi target adalah trik yang paling jitu untuk selalu melecut motivasi.
Terkadang hilang semangat dan putus aja jiga berada di tengah teman-teman yang tidak suka mengembangkan potensi diri. Contoh: sangat sulit mengajak teman-teman untuk mengikuti kelas menulis. Apalagi kelas berbicara. Saking sulitnya malah kegiatan itu dihindari. Bagaimana Ambu, adakah cara yang jitu agar mereka tertarik.
Pengalaman yang sama dengan saya.sebgai seorang kepala sekolah Sudah mengajak, memotivasi guru-guru untuk ikut giat literasi, dari sekian banyak guru hanya 1 orang yang tertarik.Jadi biarlah dengan orang-orang yang tidak tertarik. Karena tiap orang punya dunia sendiri-sendiri yang tidak bisa kita samakan. Namun jangan juga menyerah. Teruslah menunjukkan eksistensi kita sampai sukses. Semoga akhirnya mereka terinspirasi.
Saya mengalami sebuah situasi sulit untuk memulai menulis, bukan karena tidak ada ide tapi justru karena banyaknya ide yang ingin dituliskan sehingga bingung apa yang akan dituliskan terlebih dahulu. Sekalinya mulai menulis saya sulit untuk berhenti bahkan sampai lupa waktu. Apakah ibu juga mengalami kondisi seperti ini. Bagaimana tipsnya agar gairah menulis itu tetap stabil sehingga bisa konsisten dalam menulis.
Supaya bisa fokus tetapkan target dulu. Step by step. Silahkan tulis outline dalam diary nya. Atau jadwal kapan menulis ini kpn menulis itu.Apabila sudah ada jadwal kita tidak akan bingung mana yang harus didahulukan.agar tetap bergairah, selalu ingat akan target. Kalau belum tercapai berusahalah untuk menyelesaikannya.
Bagaimana perasaan ibu saat 4 buku yang dambakan itu terwujud. Pastinya ibu sudah punya celengan naskah. Apakah ibu pernah mengecek kalau di naskah ibu ada plagiatnya. Kalau pernah ada berapa persen.
Pertama perasaan ketika 4 buku lahir, tentu bahagia, puas dan bersyukur. Celengan naskan, untuk 2 buku memang sudah ada babonnya. 1 dari PTK dan satu lagi dari Tesis. Untuk tingkat plagiasi saya hindari sebisa mungkin. Sy membeli buku-buku yang diperlukan agar bisa mencantumkan sumber yang dikutipnya. Tentang tingkat plagiasi saya belum cek, belum sampai ilmunya.Tapi 2 buku berikutnya yang dari resume insya Allah murni. Apalagi buku yang ke 4 haru biru perjalananku, itu benar-benar pengalaman pribadi.
Clossing Statement
Ada kaliamat bijak 'never too old to learn'. Marilah kita selalu menjadi guru pembelajar.
Berikut karya-karya Ibu Tini 'Ambu Guru' Sumartini
Banda Aceh, 10 Maret 2021
Belajar menulis Gelombang 17 Pertemuan Ke-17. "Semangat Terus Menulis Tiada Henti"
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti, SE
pengetahuan ibu banyak...siip kata2 penutupnya
BalasHapusbagus sekali resumenya bu Anik
BalasHapusTerima kasih sudah menulis resume dg baik. Mantaap..
BalasHapus