PENERBIT INDIE SOLUSI TERBAIK BAGI PENULIS PEMULA

Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE

Gelombang 17 Pertemuan Ke-11

Banyak orang menganggap menerbitan buku adalah pekerjaan sulit dan birokrasinya panjang. Sebenarnya kalau tahu langkah langkahnya, bukan mustahil kita dapat menerbitkan sebuat buku. Kuncinya mau berusaha meski kendala menghadang

Penerbit memegang peranan yang sangat penting dalam memulai awal karir sebagai seorang penulis. Oleh sebab itulah mengapa pentingnya menerbitkan sebuah naskah yang telah ditulis oleh penulis.

Naskah memang akan sangat menguntungkan serta bermanfaat untuk diterbitkan sehingga tak ada alasan apabila kita memiliki naskah namun tidak kita terbitkan.
 
Pada dasarnya menerbitkan naskah pada zaman kini bukanlah hal yang sulit. Sudah begitu banyak alternative kemunculan beragam jasa penerbitan buku yang dapat membantu kita menghasilkan karya tulisyang dapat dikenal oleh banyak orang. 

Salah satu kiat terefektif dalam memperkenalkan karya ialah dengan publising. 

Pembahasan lebih lanjut seputaran penerbit, akan didapatkan oleh seluruh peserta pelatihan belajar menulis gelombang 17  malam ini. Memasuki pertemuan ke-11 dengan mengambil tema " Menerbitkan Buku Semakin Mudah Di Penerbit Indie " dengan narasumbernya Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Materi yang akan disampaikan oleh guru hebat. Jago ngeblog. Tulisannya sudah bisa dinikmati di buku, baik buku antologi atau solo.

Dengan dibantu dengan moderator yang tidak asing lagi Bapak Bambang Purwanto "Mr. Bams" berikut gambaran sekilas tentang profil narasumber dalam tautan  http://www.praszetyawan.com/p/profil.html. Bapak Raimandus Brian Prasetyawan, S.Pd lahir di Jakarta 30 Juni 1992. Berprofesi sebagai guru SD. di Jakarta. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak.

Tema "Menerbitkan Buku Semakin Mudah Di Penerbit Indie" terinspirasi  karena banyaknya peserta pada gelombang-gelombang sebelumnya kurang PD untuk menerbitkan buku. Padahal sudah ada modal bahan naskah yaitu 20 resume. Tetapi tidak tuntas menerbitkan buku.

Mengapa dibilang semakin mudah ? Berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dulu menerbitkan buku itu hanya suatu khayalan tinggi yang susah atau lama tercapai.Karena kita tahunya penerbit mayor yang bukunya ada di toko buku.

Kita pun tahu kalau kirim naskah ke penerbit mayor ada kemungkinan ditolak. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. 

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Naskah pasti diterbitkan. Proses penerbitan mudah dan cepat.

Tapi memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. 

Bagi penulis pemula, penerbit Indie adalah solusi terbaik untuk bisa mewujudkan impian memiliki sebuah karya. Berikut ini di bagikan tautan yang berisi buku pertama narasumber https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html


Karya Pertama "Blog Untuk Guru Era 4.0"

Selanjutnya narasumber menyampaikan bahwa peserta pelatihan belajar menulis sangatlah beruntung. Dengan mengikuti secara rutin kegiatan ini sudah terdapat 30 lebih narasumber yang bisa diserap pengalaman dan wawasannya. 

Di pelatihan ini juga ada 4 penerbit indie. Kita bebas memilih mau menerbitkan buku dimana. Tidak ada ketentuan harus terbitkan satu penerbit tertentu. 

4 penerbit Indie tersebut antara lain :
1. Penerbit Karmila Press ( Cak Imin )
2. Penerbit Rekanan "Penerbit Gemala" 
    ( Pak Brian )
3. YPTD
4. Penerbit Rekanan Bu Kanjeng

Narasumber termasuk salah satu yang bisa membantu untuk menerbitkan buku bersama " Penerbit Gemala".
Dan yang perlu dilakukan sekarang adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok bagi peserta belajar menulis.

Ke4 penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.Dan pada malam ini, narasumber akan membahas khusu pada penerbit rekanan beliau "Penerbit Gemala."

Silahkan perhatikan ketentuan yang ada di poster berikut :
"Penerbit Gemala"
Kenapa hanya  Rp300.000,00 ? Jawabannya ada di artikel 

Sebagian karya yang terbit dari Penerbit Gemala



Hingga sekarang sudah ada 23 buku yang telah diterbitkan oleh Penerbit Gemala. Semua buku tersebut sudah terbit dan ber-ISBN. Kini sedang ada 9 klien yang bukunya sedang diproses oleh penerbit.

Narasumber pada awal kegiatan pelatihan sudah mensosialisasikan syarat untuk mendapat sertifikat pelatihan adalah membuat buku solo.
Syarat yang cukup menantang, karena sebagian peserta belum memiliki pengalaman menerbitkan buku solo. Penerbit Gemala akhirnya menjadi pilihan mitra Bapak Brian. Penghubung antara penulis dengan penerbit. Proses penerbitan yang relatif cepat yaitu hanya sekitar 1 bulan.

Berikut ketentuan "Penerbit Gemala" :
a. Penerbit tidak melakukan proses editing pada naskah tulisna. Ketik maupun penulisan yang kurang pas lainnya tidak dikoreksi oleh penerbit.

b. Jika ingin cetak ulang lagi, harus di Penerbit Gemala ( Penerbit rekanan ). Jumlah minimal cetak yaitu 10 eksemplar.

c. Diposter ada keterangan bahwa harga Rp300,000,00 itu untuk maksimal 130 halaman A5. Jika lebih dari itu akan kena biaya tambahan.

d. Jangan memberi target kapan buku harus selesai terbit. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Proses penerbitan paling cepat 1 bulan.
Maka nanti sebelum terbit, akan diberi naskah buku PDF (dengan watermark) untuk dicek kembali.

e. Jangan lupa naskah buku  juga disertai kelengkapan naskah yaitu: cover ( Judul buku dan nama penulis saja), prakata, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat).

f. Prakata wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri. Kata Pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. Biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Om Jay.

Karena tidak ada fasilitas editing. Maka berikut tips mengedit naskah :
a. Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)
b. Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)
c. Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
d. Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.
e. Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya
f. Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman
g. Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5. Karena 20 resume itu banyak.


Rangkuman Sisi Tanya Jawab :
1 Estimasi biaya kalau  menerbitkan buku di Penerbit Indie yang paling minimal.
Di penerbit rekanan saya ada empat macam biaya :
1. Biaya penerbitan. biaya yang 300.000 tadi
2. Biaya kelebihan halaman (jika lebih dari 130 halaman)
3. Biaya cetak ulang (harga per buku)
4. Biaya ongkir

Catatan :
a.Biaya yang sudah pasti adalah biaya penerbitan dan biaya ongkir. 

b.Tidak akan kena biaya kelebihan halaman jika naskah kita jumlah halamannya kurang dari 130 halaman A5. 

c. Biaya cetak ulang adalah biaya ketika kita mau cetak lagi bukunya. Harga per buku untuk cetak ulang tergantung jumlah halaman.

2. Caranya agar buku bisa diminati banyak orang. Adakah pembatasan halaman pada naskah yang dikirimkan. Misalnya: Novel, Kumpulan Puisi dll.

Membuat buku dengan tema yang masih jarang ditemukan. Untuk target pasarnya harus pas. Buku untuk guru ya dijualnya di kalangan guru
Terkait pembatasan halaman : tdak ada batas jumlah halaman. Kalau lebih dari 130 halaman A5 akan kena biaya tambahan.

3. Penerbit Gemala tidak melakukan proses editing, Kalau tanpa ada editing apakah ejaan dll sudah layak untuk dipublish.

Editing tanggung jawab penulis. Maka penulis yang memastikan penulisan dan ejaan dengan benar. Karena biaya murah makanya  tidak ada fasilitas editing dari pihak penerbit.

4. Jalan menuju menjadi penulis memang terjal dan begitu berliku, wajar jika dari peserta belajar menulis ada yang tidak mendapat sertifikat karena syaratnya adalah mempunyai buku solo. Apa maksud dari watermark.

Itu adalah pilihan.Yang tidak membuat resume juga banyak. Jika memang belum sanggup di gelombang ini, boleh melanjutkan di gelombang selanjutnya. 

Bagi yang nanti sudah membuat 20 resume, diharapkan dapat melanjutkan untuk dibukukan. Sangat disayangkan jika usaha keras membuat 20 resume tidak berbuah menjadi buku.

Watermark adalah tanda yang tercantum disetiap halaman bahwa pdf tersebut jangan disebar luaskan dalam bentuk apapun tanpa izin penerbit

5. Jika ingin mengikuti buat tulisan, bagaimana menentukan tema. Alur tulisannya bentuk fiksi, atau cerita/narasi biasa.

Tugas pada pelatihan ini adalah membuat tulisan resume (rangkuman) materi setiap narasumber. Jadi silakan materi dari narasumber dibuat tulisan resumenya diblog. bukan sekedar rangkuman, tapi lebih kepada true story. Menceritakan pengalaman ketika mengikuti materi.


6. Apakah biaya Rp300.000,00 tersebut untuk menerbitkan 2 eks buku. Jika kita ingin menambah jumlah eksemplar, berapa biaya lagi yang harus dikeluarkan dan siapa yang menentukan.
 
Jika ingin nambah cetak buku, minimal 10 eksemplar. Harga per buku tergantung jumlah halaman. Misalnya 114 halaman harganya 33.000 per buku. Maka jika 10 eksemplar: 33.000 x 10 = 330.000,00.

Jika kita menerbitkan dan ingin langsung nambah cetak 10 eksemplar, biayanya 630.000 (untuk tebal buku 114 halaman A5). Jadi total dapat 12 eksemplar.

Untuk jumlah eksemplar yang dicetak ulang, kita sendiri yang menentukan. Lebih banyak mandiri. Itulah ciri khas Penerbit Indie.
.
Demikian resume belajar menulis malam ini dan yang  dapat saya sampaikan bahwa :
Untuk menerbitkan naskah yang telah kita tulis menjelma menjadi sebuah karya saat ini tidaklah sulit. Sudah banyak kita jumpai penerbit-penerbit Indie bermunculan dengan versi harga dan ketentuan/ aturan yang berbeda-beda. 

Maka bijaklah, dalam memilih. Penerbit mana yang cocok untuk karya-karya kita nanti. Intinya, teruslah menulis dan menulis . Buktikan karyamu dengan hadirnya  sebuah buku tertulis namamu.

Seperti istilah yang tidak asing lagi "Buku merupakan jendela dunia.".  Karena lewat buku ada banyak yang bisa kita pelajari baik dari segi makna hingga manfaatnya. Namun pernahkah kita berpikir bagaimana caranya menulis yang baik dan benar, serta bisa bermanfaat bagi banyak orang ? Jawabannya pada diri kita sendiri sang penulis.
Salam Literasi.


" Ketika Seorang Penulis Hanya Menunggu
 Maka 
Sebenarnya Ia Belum Menjadi Dirinya sendiri
( Stephen King )




Belajar Menulis Gelombang 17 Pertemuan ke-11
Banda Aceh, 29 Januari 2021
Semangat Terus Menulis Tiada Henti
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti, SE


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR MELALUI MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI IIS SAFURAOH )

WUJUD DISIPLIN MENULIS BERBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI TINI SUMARTINI )

APLIKASI WRITER PLUS MEMUDAHKAN MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI SRI MELNI )