MUNGKINKAH DALAM WAKTU SEMINGGU DAPAT MENULIS BUKU ?
Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE
Gelombang 17 Pertemuan Ke-19 |
Berikut CV Prof. Richardus Eko Indrajit.
https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit
Prof. Richardus Eko Indrajit. |
Malam ini Prof. Eko diminta Om Jay untuk memberikan materi mengenai 'Kiat Menulis Buku dalam Seminggu' Sesuatu yang sangat mustahil untuk dilakukan. Tapi malam ini Prof. Eko akan memberikan semua ilmu yang dimilikinya untuk menjawab ketidakmungkinan tersebut !.
Mengawali paparannya, Prof. Eko mengatakan bahwa setiap kali kita sebagai manusia senang bercerita dan ngobrol Bicara ke sana ke mari dengan siapa saja kita berjumpa. Seandainya ada punya waktu seminggu berliburan bersama suami/istri dan anak-anak, pasti dalam seminggu tersebut banyak sekali yang bisa diceritakan
Ada pengalaman pribadi Prof. Eko. Suatu hari ini beliau bersama anak bungsunya lama ngobrol masalah pengalaman belajar online dengan guru-gurunya. Anak beliau baru SD berusia 6 tahun. Dari jam 8 pagi hingga 12 siang, Prof.Eko mengikuti kelas anaknya dengan tiga orang gurunya
Karena iseng, Prof. Eko menulis pengalaman hari itu dalam sebuah catatan pribadi. Betapa terkejutnya beliau ketika sedang asyiknya menulis, ternyata sudah jadi 10 halaman.
Padahal hanya menulis dengan cara menceritakan kembali apa yang dialami dari pagi hingga petang hari. Bisa di bayangkan apabila kita lakukan setiap hari. Berarti dalam sebulan bisa jadi 300 halaman. Sangatlah sederhana. Mengubah berkomunikasi via oral (mulut) ke dalam via tulisan adalah cara jika ingin menulis dan menerbitkan buku dalam satu minggu.
Semua orang pasti punya hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, dan lain-lain. Pilihlah satu topik yang sangat kita SUKAI dan KUASAI karena sebuah pengalaman sendiri. Tetapi jangan ceritakan ke orang lain via obrolan (mulut/verbal), tetapi lakukan dengan cara menuliskan apa yang ingin kita omongkan via tulisan.
'Yang saya dengar anda adalah para blogger hebat, artinya anda semua sudah memiliki modal untuk menulis - jadi lakukan saja tanpa harus menunggu'
Hambatan menulis datang dari diri kita sendiri, yang pasti paling banyak mengatakan tidak ada waktu - padahal justru saat pandemi inilah waktu paling tepat untuk menulis karena semuanya WFH
Menulis juga bisa dipicu karena hal-hal lain. Intinya adalah bahwa menulis itu bukan saja bertujuan untuk publikasi. Menulis juga dapat meningkatkan imunitas tubuh. Karena dengan menulis dapat membuat orang lain bahagia, tersenyum, gembira, tertawa.
Jangankan seminggu, satu hari jika kita memutuskan untuk menulis dari pagi sampai malam, pasti bisa menjadi buku.
Agar bisa menulis dalam seminggu, masing-masing anda sebelum mengikuti program ini harus mengetahui dulu syarat-syarat apa sajakah yang biasa dilihat oleh para publisher. Jika sudah tahu syaratnya di depan, akan mempercepat proses penulisan. Karena kebanyakan yang mengikuti program yang lalu ketika mulai masih belum memiliki judul, tema, atau fokus yang ingin dituliskan.
Silahkan nonton video ini terlebih dahulu !!
Disamping itu, para peserta harus komit meluangkan waktu paling tidak 2 jam sehari untuk TIDAK DIGANGGU siapapun, agar bisa menulis. Karena untuk penulis pemula, KETENANGAN sangatlah dibutuhkan. Sejauh berkomitmen untuk menghasilkan buku dalam seminggu.
SESI TANYA JAWAB
Adakah pengalaman macet saat menulis. Judul buku yang mana. Apa yang dilakukan saat itu.
Macet ketika menulis itu biasa. Kebanyakan karena kehabisan ide. Biasanya itu terjadi karena badan kita lelah. Yang saya lakukan biasanya bersantai-santai, olah raga sebentar, main sama anak, dan mendengarkan musik. Di tengah-tengah biasanya ide muncul lagi. Bahkan tidak jarang bisa menemukan ide ketika lagi tidur via mimpi.
Apakah Profesor mempunyai kiat -kiat tertentu supaya orang terdekat mendukung kita terutama dalam menulis. Kalau ada mohon bocoran kiat - kiatnya. Bagaimana kiat menulis cepat.
Cara menulis cepat bisa dilakukan apabila kita berada pada lingkungan yang kondusif. Namun tiap orang bisa beda-beda. Kalau saya justru bisa menulis cepat kalau di sekitar saya ada orang ramai sedang ngobrol, bermain, dsb. Namun ada orang yang baru bisa menulis cepat apabila suasana tenang.
Harus membuat suasana yang pas atau sesuai dengan karakteristik agar kondusif untuk melahirkan ide-ide. Orang terdekat itu senang kalau melihat kita senang. DIa gembira jika melihat kita gembira. Oleh karena itu, agar didukung, menulislah dengan senyum dan tertawa. Yang bersangkutan pasti penasaran melihat kegembiraan kita.
Bagaimana caranya jika kita ingin menulis sebuah tulisan yang berbasis pendidikan. Jadi setiap hari tulisan kita tentang pendidikan.
Cara menulis paling mudah untuk pendidikan adalah membuat bunga rampai. Setiap hari, usahakan mencari SATU PESAN yang ingin disampaikan dalam tulisan.
Misalnya pesan tersebut mengenai 'pentingnya kejujuran' atau pesan mengenai 'belajar kelompok yang mengasyikkan' atau pesan terkait dengan 'cara browsing yang efektif' atau mungkin juga masalah 'Belajar tanpa kuota internet'. Dari satu pesan itu, buatlah sebuah tulisan.
Kalau setiap hari satu pesan, berarti dalam sebulan ada 30 pesan. Jadilah yang namanya BUNGA RAMPAI TULISAN dalam bidang PENDIDIKAN. Menulis karya bunga rampai (koleksi) jauh lebih mudah daripada membuat buku yang di dalamnya terdapat struktur bahasan yang logis dan teratur.
Sudah mencoba menulis tentang hobby dari awal hingga akhir, tapiada keraguan dalam diri, Bagaimana caranya menghilangkan keraguan agar tulisan menjadi buku,
Setiap tulisan itu sudah ada pembacanya masing-masing. Tidak mungkin kita buat tulisan yang bisa memuaskan banyak orang. Di masa internet ini sederhana. Hilangkan keraguan, tulis sampai tuntas. Dan upload tulisan. Jangan kaget ketika tiba-tiba ada banyak sekali orang yang menikmatinya dan meninggalkan pesan-pesan yang positif (berterima kasih) atas tulisan yang kita buat. Tulisan yang datang dari hati tulus, tidak ada yang salah. Yang kita berikan adalah sharing pikiran.jadi semuanya pasti valid dan benar.
Bagaimana cara membagi waktu antara bekerja, menulis, karier, pendidikan dan keluarga sukses semuanya.
Ada pepatah mengatakan begini "jika anda melakukan hal-hal yang anda sukai, anda tidak akan merasa bekerja satu detik pun!"
Jadi mengalir saja, karena menulis, bekerja, mendidik, mengasuh anak, itu adalah satu tarikan nafas. Jangan mau diatur oleh waktu, kita yang harus mengatur waktu. Kondisi Covid-19 ini adalah saat yang baik untuk belajar mengelola waktu.
Tidak semuanya sukses. Suka dukanya banyak. Sebaiknya untuk selalu melihat nilai positif dalam berbagai kedukaan. Jadi tetap bersemangat dalam menghadapi apapun. Jika anda bahagia, pasti orang-orang di sekitar anda bahagia, pasti bos anda ikut bahagia, pasti pasangan hidup kita juga bahagia. Jadi paling enak adalah syukuri yang ada, sambil terus berbuat sesuatu tanpa henti hingga nafas dan titik darah penghabisan.
Apakah harus mempunyai buku sumber / referensi dahulu sebelum kita mengembangkan tema kita. Atau cukup mengambil referensi dari jurnal di internet. Siapakah yang akan menjadi mentor kita, untuk memastikan tulisan kita itu benar secara konten / makna.
Sumber atau referensi adalah pendukung ide atau gagasan yang kita tulis, terutama jika kita ingin membuat karya ilmiah. Tujuannya adalah agar pendapat kita secara akademik memiliki dasar ilmunya. Sementara untuk tulisan fiksi, cerita, dsb cukup didasarkan pada imajinasi kita. Untuk tulisan yang membutuhkan referensi dari jurnal, bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah kita tulis dulu semua yang ada di kepala kita tanpa melihat referensi, setelah jadi baru kita mencari referensi pendukungnya. Sementara cara kedua adalah kita baca dulu sebanyak mungkin referensi yang ada, baru kemudian kita mulai menulis sampai tuntas. Siapakah yang akan jadi mentor anda? Saya siap !
Bagaimana cara menguatkan hati ketika karya kita diabaikan atau tak diapresiasi oleh orang lain.
Komentar
Posting Komentar