WUJUDKAN KARYA TEMBUS KE PENERBIT MAYOR

Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE

Gelombang 17 Pertemuan Ke-17

Pelatihan Menulis kembali dibuka malam ini dan telah memasuki pertemuan ke-17. Pukul 19.00 WIB seperti biasa WAG akan ditutup agar lebih fokus terhadap paparan narasumber.  Pada kegiatan malam ini, narasumber yang di undang adalah Bapak Edi S. Mulyanta. Beliau sehari-hari memegang jabatan sebagai Manajer Operasional Penerbit Andi.

Untuk moderator Belajar Menulis edisi Rabu, 10 Februari 2021 malam ini adalah Bapak Sucipto Adi  

Materi belajar malam ini, bisa dibilang lanjutan pertemuan sebelumnya.Tema kali ini sesuai dengan Flyer yang telah ditayangkan adalah bagaimana menembus tulisan di pengerbit mayor. Apabila kita melihat definisi penerbit menurut Undang-undang no 3 th 2017 tentang Sistem perbukuan. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan Buku.Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan Buku.

Sedangkan penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.Sedangkan Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi,dan bagian akhir.Sebenarnya tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU no 3 th 17 tersebut. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia, akhirnya secara alami penerbit ini berproses secara mandiri produksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN.

Jumlah judul yang diproduksi oleh penerbit berbeda-beda dengan genre yang berbeda pula sehingga akhirnya membentuk pengelompokan tersendiri dalam jumlah output produksinya.

Perpusnas akhirnya memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.

Struktur Rentang ISBN
Yang menunjukkan penerbit tersebut masuk di golongan mana

Berdasarkan struktur rentang ISBN tersebut ISBN Publication Element adalah jumlah produksi bukunya, sehingga penggolongan ini menjadikan digit semakin besar adalah penerbit yang mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar. Penerbit mayor tentunya mempunyai rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, karena kapasitas produksi dan penjualannya bisa mencapai jumlah tertentu.

Hal inilah menjadikan masyarakat akhirnya memberikan istilah ada penerbit mayor dan minor, karena jumlah terbit dan besaran pemasarannya. Dengan jumlah produksi yang besar, penerbit dapat mendistribusikan secara merata di seluruh Toko Buku dan Outlet penjualan yang lain secara nasional, sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi pada peraturan-peraturan sesudahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan.


Dalam peraturan Permeneg PAN angka kredit penulisan buku menjadi unsur yang penting dalam kenaikan pangkat.
Pada tahun 2019, keluar peraturan pemerintah PP 75 yang mengatur pelaksanaan UU perbukuan no 3 th 2017 tersebut dengan membagi jenis-jenis buku yang dapat ditulis oleh para calon penulis.

Berikut ini jenis-jenis buku yang diatur oleh PP 75 th 2019.

Dengan dasar ini, penerbit-penerbit di bawah IKAPI akhirnya menentukan segmentasi buku yang sesuai dengan visi dan misi mereka serta tentunya mencari keuntungan dengan menjual buku hasil tulisan dari para penulisnya.

Untuk penulis pemula dapat menentukan terlebih dahulu tema apa yang memang menjadi keahlian dan komptensi. Kemudian lihat contoh buku-buku yang telah terbit di penerbit-penerbit yang menjadi tujuan pengiriman tulisan bapak ibu, sehingga bisa cocok dengan genre yang menjadi andalan penerbit tersebut.

Buku yang dapat ditulis terbagi menjadi beberapa jenis buku, yaitu buku teks pelajaran yang mempunyai nilai angka kredit yang tinggi, terutama yang bisa lolos Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP): Buku Non Teks berupa buku pengayaan maupun buku referensi, atau buku modul pelajaran.  Dan yang terakhir adalah buku umum karya Fiksi atau novel.


Penerbit akan melihat kemungkinan terbitnya dari dasar 4 kwadran prioritas terbitnya. Penulis bisa melihat sudut pandang penerbit dalam memandang calon naskah yang akan diterbitkannya. Terlihat bahwa unsur market cukup dominan, karena yang diterbitkan tentunya harus mempunyai market yang besar.

Buku teks pelajaran mempunyai effort yang cukup berat baik dari sisi penulis maupun penerbit, karena harus menilaikan ke BNSP secara nasional. Buku yang lebih mudah di masukkan adalah buku pengayaan, modul pelajaran.Dari sudut pandang penerbit ini, penulis dapat menyesuaikan dengan bahan naskah yang akan bapak ibu tulis, sehingga dapat diterima oleh penerbit yang memang satu visi dan satu misi.

Tulislah Proposal pengajuan naskah terlebih dahulu yang bisa penulis tawarkan ke penerbit. Isi proposal ini adalah, Judul, Sub Judul jika ada, sinopsis buku, Outline, Sampel Bab minimal 2 bab, dan CV penulis. Berikan penjelasan sasaran pasar, pesaing buku lain yang telah terbit, untuk membantu penerbit dalam memandang naskah kita sekalian. Berikan data-data market sasaran, positioning materi pesaing, keunggulan buku dibanding pesaing, untuk mempermudah penerbit dalam melakukan review naskah.

Tidak semua buku bisa diterbitkan oleh penerbit karena keterbatasan modal, strategi pemasaran, serta visi misi mereka. Apalagi saat pandemi seperti saat ini, di mana outlet toko buku sedang terkena PSBB sehingga proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala. Penerbit ANDI hanya menerbitkan 20-30 persen saja dari naskah yang masuk yang jumlahnya bisa mencapai 200 an perbulan.

Sehingga proses review naskah terkadang membutuhkan kecermatan, agar produk yang telah diputuskan diterbitkan dapat terserap di pasar dengan baik.

Sebagai gambaran pasar saat pandemi , berikut tampilan prosentase outlet buku-buku yang telah terbit saat ini sebagai berikut :

Semua saluran outlet buku saat ini telah bergeser sedemikian rupa sehingga banyak penerbit yang belum siap akan perubahan ini. Model pemasaran buku telah bergeser tidak seperti pola pemasaran sebelum pandemi melanda. Hal yang perlu dipersiapkan adalah terus berkarya, dan bersiap dengan hal-hal yang baru.

Setiap buku yang terbit, telah dipersiapkan sarana-sarana promosi kekinian, seperti webinar, bincang daring, worshop online, podcast hingga channel youtube untuk membantu memperkuat resonansi gaung pasar buku yang kita tulis ke calon pembaca.

Produksi buku juga perlahan bergeser ke ranah digital, dengan kerjasama bersama Google Play, kami juga telah masuk ke pasar digital dalam bentuk E-Book di google. Bapak ibu bisa kunjungi di http://bukudigital,my,id atau http://ebukune.my.id  untuk melihat hasil produksi e-book kami.

Mau tidak mau kita harus menyambut perubahan teknologi ke arah digitalisasi buku, sehingga kami mencoba untuk tetap up to date dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama dalam hal tetap memproduksi bahan-bahan tulisan untuk dapat dinikmati pembaca, dan mencerdaskan kehidupan bangsa seperti visi dan misi penerbit kami.Demikian pemaparan saya, semoga dapat menginspirasi bapak ibu sekalian untuk tetap berkarya dan jangan takut memasukkan tulisannya ke penerbit-penerbit di Indonesia baik penerbit skala minor atau indie hingga penerbit mayor.


SESI TANYA JAWAB

Bagaimana kiat-kiat bisa menembus penerbit mayor bagi penulis pemula. Syarat- syarat apa yang harus terpenuhi oleh penulis supaya karyanya bisa diterbitkan di penerbit mayor. 

1. Pelajari buku-buku yang telah diterbitkan penerbit tersebut. Dan sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Tidak ada salahnya bapak ibu menawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku. Tidak harus diselesaikan bukunya, akan tetapi ada sampel-sampel bab yang dapat disertakan dalam pengajuan proposal tersebut.

2. Kirimkan ke beberapa penerbit, supaya mereka memahami penawaran tulisan kita. Jangan terpaku hanya di satu penerbit. Ada 600 penerbit yang masih aktif di IKAPI. Akan tapi bapak ibu perlu mengetahui keaktifan penerbit di IKAPI, apakah masih berjalan proses bisnisnya atau sudah berhenti.

Penerbit IKAPI akan lebih dihargai dalam bentuk angka kredit yang maksimal. Jangan lupa tanyakan keanggotaan IKAPI nya dalam bentuk surat IKAPI seperti contoh berikut.


Untuk membuat modul pembelajaran atau kumpulan latihan soal, apa yang harus jadikan acuan agar hasilnya layak untuk diterbitkan. Siapa yang harus dijadikan mentor agar modul / soal yang dibuat berkualitas. 

Apabila menawarkan tulisan dalam bentuk kumpulan latihan soal. Acuannya dapat di lihat pada hasil terbitan yang telah terbit di toko buku. Atau ibu dapat melihat sampel bukunya biasanya ada di google books. Ibu coba masuk ke bukudigital.my.id. Coba lihat salah satu buku di situ misalnya buku AKM, terus masuk di google play, biasanya bisa dibaca 20 % dari total halaman bukunya. Dari situ pola buku dapat ibu pelajari. Sebagai acuan, ibu dapat memelajari soal-soal dari buku luar yang biasanya sudah menggunakan prinsip HOTS


Contoh buku hybrid ( digital dan cetak )

Saat di google play bisa dilihat contoh halaman gratisnya




 Pelajari struktur bukunya 

Penulis  pemula sangat sulit masuk ke penerbit Mayor. Adakah syarat-syarat tertentu yang dapat mempermudah penulis pemula, agar tulisannya dapat diterima penerbit mayor.

Tidak ada syarat tertentu. Hanya perlu strategi menawarkan naskah dengan lebih terstruktur saja. Bisa mencoba dengan meminta kata pengantar dari Tokoh yang dianggap mumpuni sesuai dengan kompetensinya. Atau tokoh ini mempunyai social media yang banyak pengikutnya, sehingga akan membantu promo buku atau tulisan kita nanti.

Perlu diketahui, penulis besar Andrea Hirata, juga megalami hal yang sama saat memasukkan naskah pertama beliau. Saat itu semua penerbit tidak ada yang tahu siapa itu Andrea Hirata, naskahnya juga ditolak penerbit di sana-sini karena tidak ada rekam jejak sebelumnya Andrea Hirata. Akan tetapi ada satu penerbit yang berani mengambil tantangan ini, akhirnya buku ini menjadi buku paling laku di Indonesia.

Penerbit mayor, terkadang menyisihkan anggarannya untuk terbitan-terbitan penulis pemula yang mempunyai tulisan yang di luar trend. Terkadang justru melawan trend. Dengan risiko memang buku tersebut tidak laku di pasar. Akan tetapi manajemen risikonya telah diperhitungkan di awal penerbitan buku.

CLOSING STATEMENT

Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan kita ke penerbit. Karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, dan sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian semakin kejam saat ini.


Sucipto Ardi.Blog Pak Cip di: krantoa.my.id


Banda Aceh, 11 Februari 2021

Belajar Menulis Gelombang 17 Pertemuan Ke-17. "Semangat Terus Menulis Tiada Henti."
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti, SE


Komentar

  1. Terus semangat untuk kita semua sampai menerbitkan buku :)

    BalasHapus
  2. Mantap Ibu, resume yg lengkap & enak dibaca. Sangat menginspirasi.👍
    Salam literasi.

    BalasHapus
  3. Mantap resumenya. Semoga tetap semangat berbagi dan menginspirasi. Good job.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR MELALUI MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI IIS SAFURAOH )

WUJUD DISIPLIN MENULIS BERBUAH KARYA ( ALIRAN MOTIVASI TINI SUMARTINI )

APLIKASI WRITER PLUS MEMUDAHKAN MENULIS ( ALIRAN MOTIVASI SRI MELNI )