PERTAJAM IDE UNTUK TULISAN BERKUALITAS
Oleh : Dwi Anik Widi Astuti, SE
Gelombang 17 Pertemuan Ke-14 |
Semua orang pasti setuju jika "Ide" itu sangat penting, terutama dalam menulis. Tidak ada satupun hasil yang kita dapat tanpa dimulai oleh ide. Ide selalu mewarnai keseharian kita, tapi kadang kita tidak menyadarinya. Bagi penulis pemula, tingkat lanjut maupun yang sudah senior/ profesional akan selalu membutuhkan ide.Idelah yang sangat penting. Tanpa ide, bahkan penulis seniorpun tidak akan bisa melahirkan tulisan.
Seperti pada pertemuan ke-14 Pelatihan Belajar Menulis yang mengusung tema "Ide Dalam Menulis". Sangatlah cocok sebagai pencerahan bagi saya yang masih awam dalam dunia tulis menulis terutama masalah ide.
Kegiatan pelatihan malam ini dipandu oleh moderator hebat kita Bapak Bambang "Mr.Bams" Purwanto dan menghadirkan narasumber yang juga hebat Bapak Agus Sampurno.
Mengawali kegiatan, Mr.Bams memperkenalkan narasumber melalui profiil yang dibagikan.Berikut profil singkat dari narasumber Bapak Agus Sampurno. Pekerjaan beliau, saat ini menjabat sebagai Education specialist sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Sorowako Sulawesi Selatan.
Sebelumny dari tahun 2015- sampai Oktober 2020 beliau adalah Konsultan sekolah dan project leader pada Putera Sampoerna Foundation School Development Outreach Jakarta. (Tahun 2018) menjadi Master Trainer Sertifikasi BNSP.
Pengalaman mengelola sekolah dan mengajar menjadi Kepala sekolah Ananda Islamic School Jakarta Barat setelah sebelumnya selema 13 tahun menjadi guru dan Koordinator kurikulum di Global Jaya International School Jakarta.
Penghargaan yang pernah diraih :
1.Tahun 2009 Blog Pendidikan terbaik Detik.com
2.Tahun 2010) menjadi guru Microsoft Indonesia Innovative Educators.
3.Tahun 2011 diberikan anugerah Guru Era Baru oleh Acer Indonesia.
4.Tahun 2012 penghargaan blog terbaik dari Deutsche Welle Germany
5.Tahun 2014 menjadi Penulis Buku Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Sejak tahun 2014 menjadi Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta dan juri pada event yang diselenggarakan KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ) juri pada lomba inovasi pembelajaran TK-SMA
Dengan bertajuk tema pada malam ini Ide Dalam Menulis, ada 13 prinsip yang bisa narasumber berikan.:
1. 90% ide tulisan muncul ketika kita tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan mengenai tulisan kita.dan 10% keberhasilan menulis baru mengenai seberapa kita konsisten dalam menulis.
2. Menulislah dengan hati, mengeditlah dengan pikiran.
3. Hambatan penulis terjadi ketika ia terlalu menghakimi diri sendiri saat mulai menulis.
4. Mengedit sebuah tulisan adalah sebuah upaya pembersihan dan akan terasa membosankan serta bisa juga membuat frustrasi, tetapi juga bersifat terapeutik atau hal yang baik bagi kegiatan menulis anda. Mengedit seperti yang sering kita lakukan dalam kehidupan kita. Buang jauh yang tak perlu. Utamakan yang inti.
5. Tiga prinsip dalam menulis.:
a) Sederhanakan pesan Anda.
b) Buatlah tulisan Anda menyenangkan, menakutkan, menegangkan, atau mendidik.
c) Buatlah tulisan Anda begitu menarik sehingga seseorang pasti sudah gila untuk tidak membacanya.
6. "Menulis dengan baik berarti berpikir dengan baik". Jika Anda tidak dapat menulis dengan baik, itu berarti Anda tidak dapat berpikir dengan baik. Tetapi menulis hanyalah langkah pertama. Menulis ulang juga penting. Dan apa itu menulis ulang? Menulis ulang adalah "memikirkan ulang ide tulisan anda" -(David Perell)
7. Tulisan awal Anda akan seperti air kotor, tetapi semakin banyak Anda menulis, semakin bersih “air kreatif” Anda.
8. Pisahkan kegiatan antara mencari ide dan menulis. Carilah ide dan buatlah daftar. Baru kemudian ambil satu persatu untuk anda tuliskan.
9. Kegiatan mengedit tulisan sama pentingnya dengan menulis itu sendiri. Jika anda membaca tulisan di blog yang "mentah" itu berarti nafsu si penulis hanya menerbitkan (posting) dan bukan mempersembahkan buah pikirannya yang terbaik
10. Membuat sebuah judul tulisan adalah sebuah seni tersendiri. Teruslah berlatih.
11. Konsistenlah dalam menulis, anda akan menemukan diri anda sebagai penulis saat anda konsisten
12. Jangan pernah berpikir untuk punya ide anda sendiri. Lakukan ATM terus menerus amati tiru dan modifikasi. Penyakit seorang penulis adalah memaksa dirinya keluarkan hal yang asli produk dari dirinya. akibatnya ia malah tidak pernah menulis.
13. Bagaimana menjadi sosok yang berbeda di internet? Cari keunikan anda, pelajari sebuah hal yang akan jadi brand anda, jika sudah punya brand lanjutkan dengan mengajarkan orang lain.
Berikut rangkuman sesi tanya jawab :
1. Bagaimana cara memanage hati supaya tak merasa kecewa berkepanjangan ketika karya tulis kita tak dihiraukan oleh orang lain. Jangankan mau membaca dan memberikan komentar, bahkan ditolehpun tidak !
Ada dua perspektif/pandangan dalam hal berkarya:
1. Dari sisi si pencipta yang diingat adalah hal yang jelek dan membuat ia kecewa. Seperti kegagalan yang sering kita alami.
2. Dari sisi penikmat atau pembaca hal yang mereka akan ingat adalah hasil karya yang bagusnya.
Jadi sebagai pencipta atau pembuat tulisan, bersikaplah seperti seorang penikmat alias bersikaplah masa bodoh pada karya yang tidak dilirik orang. Dengan cara itu coba lagi dan coba terus.
2. Saya sering membaca pesan dari para narsum "Tulislah yang memberi manfaat bagi orang lain" Untuk saya sebagai pemula belum berpikir ke arah sana, misal ketika membuat Puisi betul-betul ungkapan jiwa atau tentang keindahan alam. Apakah demikian? .
Hal yang mesti dihindari adalah ketika menulis sesuatu yang merupakan ungkapan jiwa sendiri namun meminta orang untuk memperhatikan dan menghargai karya. Dikarenakan secara manusiawi orang hanya memperhatikan sesuatu yang menguntungkan atau berguna bagi dirinya. Bukan berarti sebuah ungkapan jiwa tidak akan bisa dihargai. Namun karya kita mesti bersaing dengan maestro misalnya untk puisi adalah sajak sajaknya WS Rendra
3. Bagaimana Kriteria tulisan dikatakan "mentah" atau sudah dari hati. Membuat kalimat yang "nyantai" namun berisi ?
Mentah berarti si penulis langsung menekan tanda "terbitkan" saat menulis blog di internet tanpa membaca kembali. Tulisan banyak typo. Kalimat berputar putar. Baca yang keras tulisan yang dihasilkan. Sensitifkan telinga anda dan tempatkan diri sebagai orang yang akan membaca. Jika semua sudah dilakukan maka apa pun ide dan gaya bahasa yang ditulis akan berasa "matang".
9. Bagaimana cara memikat pembaca supaya mau membaca dan menyukai tulisan kita .Dan bagaimana mengembangkan ide kita supaya tidak buntu !
Hal yang paling jelas adalah setiap jenis tulisan ada penggemarnya. Namun ada pola umum dalam sebuah tulisan yang digemari orang. Ini konteksnya untuk penulisan di media online.
1. Judul menarik
2. Tulisan tdk terlalu panjang
3. Mengungkapkan sisi pribadi boleh saja. Namun saran saya hindari saja.
4. Kekinian
5. Tulisan mengalir
Di akhir pertemuan malam ini, narasumber menyampaikan Statementnya bahwa :
Menulis berarti mengasah pikiran. Kata mengasah disini anda berarti menyingkirkan hal hal yang membuat tulisan anda kurang tajam. Caranya dengan menempatkan proses mencari ide sama pentingnya dengan proses menulis itu sendiri. Hal lain adalah kegiatan mengedit tulisan berarti anda sedang memastikan bahwa pikiran anda sudah tajam untuk disampaikan pada pembaca
Dari kegiatan belajar menulis malam ini dapat sedikit saya tuliskan bahwa :
Salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menggali ide itu sendiri adalah dengan memperbanyak membaca. Jika rajin membaca kita jadi tahu banyak hal. Kalau kita tahu banyak hal, kita jadi punya banyak ide untuk menulis. Semakin banyak yang kita baca, akan semakin banyak juga ide yang akan kita dapatkan. Dan dengan banyak membaca berbagai macam jenis tulisan, semakin pintar kita akan menentukan gaya penulisan. Dengan mengetahui gaya penulisan kita, maka karya berkualitas akan bisa kita wujudkan.Sekian.Salam Literasi
"Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat.
Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia"
( Madi Ar-Ranim)
Banda Aceh, 4 Februari 2021
Belajar Menulis Gelombang 17 Pertemuan Ke-14."Semangat Terus Menulis Tiada Henti"
Peresume : Dwi Anik Widi Astuti, SE
Komentar
Posting Komentar